Usagi Sailor Moon - Link Select

Cari Blog Ini

Selasa, 24 Februari 2015

Akuntansi

Cash

A. Pengertian Kas dan Karakteristiknya
          Dalam  arti sempit Kas disebut juga Uang.  Sedangkan di dalam akuntansi istilah kas mengandung pengertian yang lebih luas, yaitu:
-Alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai
 kegiatan umum perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan Bank, yaitu:
-Sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas
 untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

          Terdapat  3 kriteria yang harus dipenuhi, agar alat pembayaran dapat  diklasifikasikan sebagai kas, yaitu:

1. Diterima oleh umum sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Dapat digunakan sewaktu-waktu(diambil dan disetor sejumlah nilai
   nominalnya).
3. Tidak dibatasi kegunaannya.




Elemen elemen Kas:
   1. Uang tunai(kertas, logam)
   2. Simpanan di bank dalam bentuk rekening giro
   3. Check & Giro bilyet dan
   4. Alat-alat pembayaran lainnya yang sesuai dengan
      syarat-syarat di atas.

Bukan elemen kas
   1. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu
   2. Perangko yang belum terpakai.
   3. Check mundur.
   4. Check kosong (NSF) dari fihak ketiga.
   5. Rekening giro pada bank di luar negri yang tidak
      dapat segera diuangkan dipakai).

B. Cara penyajian kas pada neraca
          Terdapat  beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyajikan
 kas pada neraca.  Cara yang paling umum digunakan adalah:
 1.  Digunakan satu akun Kas yang menunjukkan seluruh elemen  kas 
          yang  dimiliki perusahaan baik kas yang ada  di perusahaan
          maupun kas  yang ada  di bank, dalam bentuk rekening  giro 
 2.      Kas dibagi menjadi 2 akun, yaitu:
     a. akun Kas yang menunjukkan saldo kas yang ada diperusahaan. 
     b. Akun Bank yang menunjukkan saldo kas yang disimpan di Bank
        dalam bentuk rekening giro.

     Penyajian kas di neraca dicantumkan dalam kelompok aktiva lancar. 
Dibandingkan dengan aktiva-aktiva yang lain, kas merupakan aktiva yang
paling lancar (paling liqwid).

C. Prinsip Pengendalian Intern Terhadap Kas
     Kas merupakan aktiva yang paling sibuk, paling sering menja
di sasaran penyelewengan  dan identitas kepemilikannya tidak ada.  Disamping  itu  sebagian besar  transaksi  perusahaan biasanya terdiri dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.  Mengingat hal tersebut di atas, maka pengendalian intern terhadap kas merupakan masalah  yang sangat penting artinya bagi perusahaan.

          Prinsip pengendalian interen terhadap penerimaan dan pengeluar
an kas.
1. Setiap kali terjadi penerimaan kas harus segera dicatat 
2. Setiap penerimaan kas harus disetor ke Bank dalam jumlah yang utuh
   (intack) paling lambat keesokan harinya.      
3. Setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan check (giro).
4. Pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan jumlahnya sudah rutin 
   (tidak ekonomis bila dilakukan dengan check).
   Maka pengeluaran-pengeluaran yang seperti itu  dilakukan dengan
   dibentuknya dana kas kecil. Pembentukan dan pengisian kembali dana
   kas kecil dilakukan dengan cek.
5. Diadakan pemisahan fungsi antara fungsi pencatatan (akuntansi),
   fungsi penyimpanan,fungsi pelaksanaan(operasional) dan fungsi
   pengawasan. 

D. Bank (Kas di Bank)

     Bila semua penerimaan kas disetor ke Bank dan semua pengeluaran
kas dilakukan dengan check, maka perkiraan kas biasanya dinamakan kas
di bank (Chash in Bank).  Perkiraan ini pada buku besar penyetor merupakan perkiraan imbangan bagi  buku  besar bank untuk penyetor.  Tentu saja perkiraan ini harus sama, tetapi mungkin saja pada tanggal tertentu saldo tersebut tidak sama.  Adapun  penyebabnya  antara lain yaitu:
a. Penundaan  oleh salah satu  fihak untuk mencatat suatu transaksi.
b. Kesalahan dari salah satu fihak dalam melakukan pencatatan transaksi.

          Untuk menentukan alasan, sebab perbedaan dan untuk membetulkan  beberapa kesalahan  yang  mungkin telah dibuat oleh Bank atau penyetor,  maka  catatan kepunyaan penyetor (perusahaan) harus direkonsiliasi dengan laporan bank (Bank Statement) pada periode yang sama.


E. Rekonsiliasi Bank
     Apabila perusahaan menjalankan seperti pada poin  D.
     Dengan  sendirinya  setiap akhir periode (biasanya  setiap akhir  bulan) perusahaan  menerima  laporan  bank(Bank Statement).  Laporan  tersebut  pada hakekatnya  merupakan  kutipan dari rekening pemegang giro  (perusahaan) yang diselenggarakan oleh Bank. Saldo yang nampak dalam laporan bank (Bank  Statement) kadang-kadang tidak sama dengan saldo yang nampak dalam  buku  pemegang giro  (perusahaan). 
Adapun hal-hal yang menyebabkan adanya perbedaan  itu adalah karena  adanya transaksi-transaksi yang belum dicatat oleh salah satu fihak  atau adanya kesalahan pembukuan (pencatatan) baik yang terjadi dalam
pembukuan pemegang giro atau mungkin juga pembukuan yang diselenggara-kan oleh Bank.  Untuk menentukan hal-hal yang menyebabkan perbedaan antara saldo yang nampak dalam laporan bank dengan saldo yang nampak dalam pembukuan  pemegang giro,  perlu  diadakan rekonsiliasi. 
Jadi yang dimaksud dengan Rekonsiliasi adalah, Merupakan suatu penyesuaian untuk  menentukan perbedaan-perbedaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas di Bank menurut laporan
Bank (Bank Statement).
     Dengan mengetahui elemen-elemen yang menimbulkan perbedaan  tersebut, maka dapatlah ditentukan saldo yang benar untuk di sajikan
di Neraca.

Hal-hal  yang  menimbulkan perbedaan  dapat  digolongkan  sebagai
berikut:


    Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan
       uang, tapi belum dicatat oleh bank.  Misalnya:


         a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum
              Diterima oleh bank atau sudah diterima  tetapi karena laporan bank (Bank Statemant) yang akan dikirimkan oleh bank kepada pemegang giro (perusahaan) sudah terlanjur dibuat.  Hal semacam ini disebut Setoran Dalam Perjalanan (Deposit Intransit).
          b. Uang Tunai yang tidak atau belum disetor ke bank(Chash on hand)



Check dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong (tidak ada dana-nya).  Hal semacam ini disebut check kosong(NSF).


    Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan  oleh bank
       tetapi belum dicatat oleh  perusahaan.  Misalnya: 


         Bunga yang diperhitungkan oleh bank  terhadap simpanan, tetapi
              Belum dicatat dalam  buku perusahaan.  Hal semacam ini disebut Jasa Giro.
         Penagihan wesel oleh Bank, sudah dicatat oleh bank sebagai
              Penerimaan tetapi perusahaan belum  mencatatnya.


    Elemen-elemen yang sudah dicatat  oleh perusahaan sebagai
     Pengeluaran tetapi bank belum mencatatnya.  Misalnya:     


         Check yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat
              Sebagai pengeluaran kas tetapi oleh penerima check belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.
        Hal semacam ini disebut Check dalam perjalanan (Outstanding
        Check).        
         Check yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal
        pengeluaran kas tetapi dibatalkan maka check tersebut belum
        merupakan  pengeluaran oleh  karena itu  jurnal pengeluaran 
        kas harus dikoreksi.  Hal semacam itu disebut Cancel Check.


    Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran
     Tetapi belum dicatat oleh perusahaan.  Misalnya:


         Bunga yang  diperhitungkan atas Overdraf (saldo kredit kas)
        tetapi belum dicatat oleh  perusahaan.
     b. Biaya bank yang belum dicatat oleh perusahaan.

     Selain keempat tersebut di atas, perbedaan antara saldo kas dengan  saldo menurut laporan bank, bisa juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini bisa timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam catatan bank.
Untuk dapat membuat rekonsiliasi kesalahan-kesalahan yang
ada,harus dikoreksi.            
Contoh:
Jika jumlah dari sebuah check yang ditarik dicatat dengan jumlah yang  salah, ini  harus ditambah atau dikurangi dari saldo menurut catatan fihak penyetor. 
Sama halnya, kesalahan-kesalahan oleh fihak bank harus ditambah terhadap  atau dikurangi  dari saldo menurut catatan bank.  Begitu  juga  dengan
kesalahan terhadap elemen yang lainnya. Rekonsiliasi Bank  dapat
dibuat dalam 2 cara yang berbeda:
1. Rekonsiliasi saldo akhir
     Laporan rekonsiliasi saldo kas dan saldo bank untuk menunjukkan
           Saldo yang benar (2 kolom).
   b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.
2. Rekonsiliasi Saldo awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo akhir
   a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom).    
   b. Laporan rekonsiliasi  saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan
      saldo yang benar (8 Kolom).

     Untuk cara pertama akan dijelaskan pada bab ini sedangkan cara   yang kedua bisa saudara lihat di buku intermediate accounting yang  disusun oleh penulis yang sama.

F. Prosedur pembuatan Rekonsiliasi
     Rekonsiliasi bank dibagi kedalam dua kelompok besar, kelom
pok pertama dimulai  dengan saldo menurut laporan bank sebelum disesuaikan  dan diakhiri  dengan  saldo yang telah  disesuaikan.  Kelompok kedua dimulai dengan saldo menurut catatan fihak penyetor
dan diakhiri dengan saldo yang telah disesuaikan.  
Kedua saldo yang disebut sebagai saldo yang disesuaikan tersebut tentunya pada periode yang sama, dan hasil dari saldo yang telah disesuaikan harus sama.   

     Adapun  langkah-langkah yang harus dilakukan untuk  membuat  rekonsiliasi adalah sebagai berikut:


Bandingkan  saldo rekening giro menurut catatan perusahaan dengan 
   saldo rekening giro menurut catatan bank (Bank Statement).  Pada
   akhir periode yang sama.
Bandingkan  setoran-setoran yang tercantum dalam laporan bank (Bank
   Statement) dengan setoran-setoran yang tercantum dalam pembukuan
   pemegang giro. 
   Catatlah setoran-setoran  yang tidak cocok  jumlahnya  dan/atau
   setoran yang belum dicatat oleh bank. Dalam hal terdapat setoran
   yang tidak  cocok tentukan  jumlah rupiah setoran yang benar.
Periksa,apakah ada setoran yang masih dalam perjalanan menurut
     Rekonsiliasi bulan lalu, masih beredar atau belum juga dikredit
     pada laporan bank bulan ini.  Jika ada, maka  harus ditambahkan
     pada saldo menurut laporan bank, sebagai setoran dalam perjalanan (Deposit  Intransit).
Buatlah daftar check yang telah diuangkan di bank berdasarkan urut nomor dan bandingkanlah daftar tersebut dengan pengeluaran-pengeluaran check yang tercantam dalam jurnal pengeluaran kas (Cash Payment Jurnals).   Jika ternyata  ada check yang telah
   dikeluarkan oleh perusahaan atau di tarik, tetapi tidak tercantum
   dalam daftar check tersebut, maka ini berarti bahwa check tersebut  
   masih dalam peredaran (belum diuangkan).  Hal seperti ini  disebut
   Outstanding Check.  Jumlah rupiah  check tertebut harus  dikurang
   kan dari saldo menurut laporan bank.
Periksa, apakah ada check  yang masih beredar  menurut Rekonsiliasi 
     Bulan lalu, yang  masih belum juga diuangkan  pada bulan ini.  Jika  ada   maka  check tersebut  harus dimasukkan sebagai  check dalam peredaran (OSC) pada  Rekonsiliasi bulan ini.
Memorandum-memorandum kredit (Kredit  Memo) dari bank  dicocokkan 
     Dengan  jurnal penerimaan  kas.  Kredit memo yang belum tercantumkan dalam  jurnal  penerimaan kas, harus  ditambahkan pada saldo menurut catatan fihak penyetor (perusahaan). 
Memorandum-memorandum debit (debit memo) dari bank dicocokkan dengan
     Jurnal pengeluaran kas. Debit memo yang belum tercantum dalam lapor- an pengeluaran  kas, harus dikeluarkan dari saldo menurut catatan penyetor (perusahaan)
Buatlah Rekonsiliasi bank dengan langkah-langkah seperti yang telah
   diuraikan di atas. 
Buatlah jurnal untuk pendebitan & pengkreditan yang tercantum dalam
     Laporan bank  tetapi belum dicatat dalam pembukuan  pemegang giro  (perusahaan). Termasuk juga koreksi kesalahan yang terjadi di fihak pemegang giro.
    
 Rekonsiliasi Saldo Akhir
Contoh:1.1. 
     Penyusunan Laporan Rekonsiliasi saldo akhir disusun berdasarkan data yang diperoleh dari catatan kas PT "ANDIKA" adalah sebagai berikut:      
Pada tanggal 1 Januari 2001 PT "ANDIKA" membuka rekening giro di BRI.  Berdasarkan laporan bank pada tanggal 31 Januari 2001, saldo rekening giro di BRI  menunjukkan
Rp1.500.051,-. Sedangkan menurut catatan PT"ANDIKA", saldo giro di BRI
adalah sebesar Rp1.246.671,-.  Informasi lain yang diperoleh adalah sbb.:

1. Tiga lembar  check  yang  ditarik  dalam  bulan Januari2001  S/D 31 Januari 2001
belum diuangkan di bank. Check-check tersebut adalah:

            
        No. Check  Tanggal   J u m l a h
         
        3487      17-5-95   Rp 33.075,- 
                                        
        3499      19-5-95     120.750,- 
                                             
        3525      29-5-95      61.500,-  +
                            Rp215.325,- 
                                  
2. Check nomor 3501 yang dikeluarkan untuk pembayaran biaya  telephon
   tanggal 22 Mei 1995 sebesar Rp25.500,-  telah dicatat dalam dalam
   jurnal pengeluaran kas dengan jumlah Rp22.500,-.
3. Setoran ke bank  yang dilakukan tanggal 31 Januari 2001 sebesar
   Rp93.270,- belum nampak dalam laporan bank (Bank Statement) per 31
   Januari 2001. 
4. Sebuah kredit memo dari bank per 30 Januari 2001 sebesar Rp150.000,-
     belum dicatat perusahaan.  Kredit memo tersebut timbul karena adanya
     peneri maan pelunasan piutang wesel tanpa bunga melalui bank.
5. Sebuah check yang diterima PT "ANDIKA" dari UD "ADINDA" pada  tanggal 
   24 januari 2001 sebesar Rp15.075,- telah disetorkan ke bank.  Check
   tersebut  ternyata tidak ada dananya dan dikembalikan oleh bank ke
   perusahaan.   Hal ini belum dicatat oleh PT "ANDIKA"
5. Sebuah debit memo dari bank sejumlah  Rp600,- belum dicatat oleh
     PT "ANDIKA".  Debit memo tersebut timbul karena bank membebankan
   biaya administrasi bank bulan Mei 2001.

Berdasarkan data tersebut di atas, buatlah:
a. laporan rekonsiliasi bank  yang menunjukkan saldo yang benar.
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas.
c. Jurnal yang diperlukan.


G. KAS KECIL
     Dalam uraian di atas pada poin C2 dan 3  dikemukakan  bahwa, agar pengendalian intern terhadap kas dapat berjalan dengan baik, maka semua penerimaan kas harus disetor ke bank dalam jumlah yang  utuh dan setiap pengeluaran  harus dilakukan dengan check.  Namun  demikian dalam hal-hal tertentu tidaklah praktis untuk  menggunakan  check  sebagai alat pembayaran, misalnya: Untuk pembelian perangko, membayar ongkos angkut pembelian  dan  pembayaran-pembayaran  yang jumlahnya relatif kecil. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempunyai sejumlah kas tertentu yang disediakan untuk keperluan pembayaran-pembayaran yang tidak  mungkin  menggunakan check. Ini  dapat  dilakukan  dengan  meggunakan  dana   khusus atau(special cash fund) yang dinamakan Kas Kecil(Petty Cash).   Jadi Kas Kecil merupakan sejumlah dana yang dibentuk khusus untuk pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlah  rupiahnya  relatif  kecil.   Kas kecil yang jumlahnya dibatasi  itu,  secara  periodik atau setiap uang kas kecil hampir habis, diisi  kembali.   Dalam  hubungannya   dengan kas kecil ada dua metode  yang  dapat  digunakan yaitu:
     a. SISTEM IMPRES (Impres Sistem)    b. SISTEM FLUKTUASI

a. SISTEM IMPRES (Sistem Dana Tetap)
   Dalam sistem ini dana yang disediakan dalam kas kecil jumlahnya telah ditentukan.   Pengisian kembali kas kecil dilakukan  dengan  jumlah 
tertentu sehingga jumlahnya kembali seperti semula. 
Akuntansi kas kecil dengan sistem impres (dana tetap):

  * Pembentukan   kas  kecil:      Kas kecil  Rp xxx
                                       K a s         Rp xxx


  * Pemakaian dana kas kecil:   -  Dibuat bukti pengeluaran    
                                -  Tidak dibuat jurnal

  * Pengisian  k e m b a l i:      Biaya-biaya Rp xxx 
                                       K a s         Rp xxx

Akhir periode:
         Jika diadakan pengisian kembali maka jurnal yang dibuat seperti
        pada  pengisian  kembali dana kas kecil yaitu dengan  mencatat
        biaya-biaya  disisi debit dan kas disisi kredit.  
         Jika tidak diadakan pengisian kembali maka perlu dibuat jurnal
              Penyesuaian  dengan  mencatat  semua biaya-biaya yang  belum  dicatat, dan  mengkredit kas kecil.  Pada hari kerja pertama tahun berikutnya dibuat jurnal  penyesuaian  kembali.   Agar saldo kas  kecil  tetap (kembali seperti semula).   


b. SIDTEM FLUKTUASI
     Dalam sistem ini dana yang disediakan dalam kas kecil jumlahnya  tidak harus  tetap.   Dengan demikian, pengisian kembali kas kecil  dapat  dilakukan jumlah yang tidak terikat dengan jumlah semula.  

    Jadi kesimpulannya, pada sistem dana tetap ini saldo dana kas kecil selalu tetap.  Kecuali dalam 2 kodisi:


     Apabila saldo dana kas kecil dianggap terlalu besar atau terlalu
        kecil.
   b. Jika pada akhir periode tidak  dilakukan pengisian kembali.


Akuntansi kas kecil dengan sistem fluktuasi
  * Pembentukan  dana kas kecil:    Kas kecil   Rp xxx

                                        K a s         Rp xxx

  * Pemakaian  Dana  kas  kecil:    Biaya-biaya Rp xxx
                                        Kas kecil     Rp xxx

  * Pengisian kembali kas kecil:    Kas kecil   Rp xxx
                                        K a s         Rp xxx
Contoh: 1.2.
 Pada hari  Sabtu tanggal 1 Oktober 2000  PT"Syamirah"  memutuskan  untuk membentuk  dana kas kecil sebesar Rp300.000,-.  Yang akan diisi  kembali  pada setiap  dua minggu sekali, yaitu setiap tanggal 15 dan 30.  Untuk itu  ditarik sebuah check sebesar Rp300.000,-. 
Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas kecil selama dua minggu pertama adalah sebagai berikut:
    03 Oktober 2000: Pembelian prangko            Rp   4.000,-
    05 Oktober 2000: Biaya angkut pembelian           40.000,-
    06 Oktober 2000: Biaya telegram                   16.000,-
    08 Oktober 2000: Langganan majalah dan K.R.       25.000,-
    10 Oktober 2000: Biaya perjalanan dinas           50.000,-
    12 Oktober 2000: Biaya lain-lain                  10.500,-
    14 Oktober 2000: Service kendaraan dinas          15.000,-
    15 Oktober 2000: Ditarik selembar check untuk    150.500,-
                     pengisian kembali dana kas kecil.

Diminta:
     Buatlah  semua  jurnal  yang diperlukan  untuk  mencatat  transaksi
tersebut  di atas, jika perusahaan menggunakan sistem:
a. Impres (dana tetap).         b. Dana fluktuasi.


H. Selisih Kas
     Pada  waktu  tertentu biasanya perusahaan  mengadakan  pencocokan  antara
catatan  dengan keadaan yang sesungguhnya.  Apabila terjadi  perbedaan  antara
catatan dengan phisik yang sebab-sebabnya tidak diketemukan, maka catatan  kas
harus  disesuaikan dengan keadaan phisiknya,  dengan  menggunakan
akun  Selisih kas dan rekening lawannya adalah Kas.   selisih
kas ini dapat berupa:   
   * Biaya diluar usaha kalau bersaldo debit
   * Pendapatan diluar usaha kalau bersaldo kredit tetapi  bila  selisih    
          kas itu jumlahnya besar dan dapat  diketahui  bahwa  itu akibat
          kecurangan pegawai perusahaan, maka selisih tersebut  dicatat
          sebagai piutang (dengan  anggapan akan dilunasi oleh pegawai yang
          curang atau  perusahaan  yang menjamin pegawai tersebut). 
          Jika selisih tadi  tidak  memungkinkan untuk ditagih kembali maka

          dicatat  sebagai rugi yang tidak biasa.        
Soal
Keterangan
Debit
Kredit
Pembentukan Rp3000.000
Kas Kecil
Kas
3000.000
3000.000
 03-01-2014: Pembelian prangko           
                      Rp 40.000,-
05 -01-2014: Biaya angkut pembelian                                     
                       Rp300.000,-
 06 -01-2014: Biaya telegram                                     
                       Rp160.000,-
 08-01-2014: Langganan majalah.           
                     Rp150.000,-
 10-01-2014: Biaya perjalanan dinas                  
                      Rp   700.000,-
   
12-01-2014: Biaya lain-lain                                  
                     Rp 305.000,-
   
14-01-2014: Service kendaraan dinas                 
                     Rp 150.000,-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar