Cash
A.
Pengertian Kas dan Karakteristiknya
Dalam arti sempit
Kas disebut juga Uang. Sedangkan di
dalam akuntansi istilah kas mengandung pengertian yang lebih luas, yaitu:
-Alat pembayaran yang siap dan
bebas dipergunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan. Sedangkan yang
dimaksud dengan Bank, yaitu:
-Sisa rekening giro perusahaan
yang dapat dipergunakan secara bebas
untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Terdapat 3 kriteria
yang harus dipenuhi, agar alat pembayaran dapat
diklasifikasikan sebagai kas, yaitu:
1. Diterima oleh umum sebagai
alat pembayaran yang sah.
2. Dapat digunakan
sewaktu-waktu(diambil dan disetor sejumlah nilai
nominalnya).
3. Tidak dibatasi kegunaannya.
Elemen
elemen Kas:
1. Uang tunai(kertas, logam)
2. Simpanan di bank dalam bentuk rekening
giro
3. Check & Giro bilyet dan
4. Alat-alat pembayaran lainnya yang sesuai
dengan
syarat-syarat di atas.
Bukan
elemen kas
1. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu
2. Perangko yang belum terpakai.
3. Check mundur.
4. Check kosong (NSF) dari fihak ketiga.
5. Rekening giro pada bank di luar negri
yang tidak
dapat segera diuangkan dipakai).
B.
Cara penyajian kas pada neraca
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menyajikan
kas pada neraca. Cara yang paling umum digunakan adalah:
1.
Digunakan satu akun Kas yang menunjukkan seluruh elemen kas
yang dimiliki
perusahaan baik kas yang ada di
perusahaan
maupun kas yang
ada di bank, dalam bentuk rekening giro
2. Kas
dibagi menjadi 2 akun, yaitu:
a. akun Kas yang menunjukkan saldo kas
yang ada diperusahaan.
b. Akun Bank yang menunjukkan saldo kas
yang disimpan di Bank
dalam bentuk rekening giro.
Penyajian kas di neraca dicantumkan dalam
kelompok aktiva lancar.
Dibandingkan dengan
aktiva-aktiva yang lain, kas merupakan aktiva yang
paling lancar (paling liqwid).
C.
Prinsip Pengendalian Intern Terhadap Kas
Kas merupakan aktiva yang paling sibuk, paling
sering menja
di sasaran penyelewengan dan identitas kepemilikannya tidak ada. Disamping
itu sebagian besar transaksi
perusahaan biasanya terdiri dari transaksi penerimaan dan pengeluaran
kas. Mengingat hal tersebut di atas,
maka pengendalian intern terhadap kas merupakan masalah yang sangat penting artinya bagi perusahaan.
an kas.
1. Setiap kali
terjadi penerimaan kas harus segera dicatat
2. Setiap
penerimaan kas harus disetor ke Bank dalam jumlah yang utuh
(intack) paling lambat keesokan
harinya.
3. Setiap
pengeluaran kas harus dilakukan dengan check (giro).
4. Pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dan jumlahnya sudah rutin
(tidak ekonomis bila dilakukan dengan
check).
Maka pengeluaran-pengeluaran yang seperti
itu dilakukan dengan
dibentuknya dana kas kecil. Pembentukan dan
pengisian kembali dana
kas kecil dilakukan dengan cek.
5. Diadakan
pemisahan fungsi antara fungsi pencatatan (akuntansi),
fungsi
penyimpanan,fungsi pelaksanaan(operasional) dan fungsi
pengawasan.
D.
Bank (Kas di Bank)
Bila semua penerimaan kas disetor ke Bank
dan semua pengeluaran
kas dilakukan dengan check,
maka perkiraan kas biasanya dinamakan kas
di bank (Chash in Bank). Perkiraan ini pada buku besar penyetor
merupakan perkiraan imbangan bagi
buku besar bank untuk penyetor. Tentu saja perkiraan ini harus sama, tetapi
mungkin saja pada tanggal tertentu saldo tersebut tidak sama. Adapun
penyebabnya antara lain yaitu:
a. Penundaan oleh salah satu fihak untuk mencatat suatu transaksi.
b. Kesalahan dari salah satu
fihak dalam melakukan pencatatan transaksi.
Untuk menentukan alasan, sebab perbedaan dan untuk
membetulkan beberapa kesalahan yang
mungkin telah dibuat oleh Bank atau penyetor, maka
catatan kepunyaan penyetor (perusahaan) harus direkonsiliasi dengan
laporan bank (Bank Statement) pada periode yang sama.
E.
Rekonsiliasi Bank
Apabila perusahaan menjalankan seperti
pada poin D.
Dengan
sendirinya setiap akhir periode
(biasanya setiap akhir bulan) perusahaan menerima
laporan bank(Bank
Statement). Laporan tersebut
pada hakekatnya merupakan kutipan dari rekening pemegang giro (perusahaan) yang diselenggarakan oleh Bank. Saldo
yang nampak dalam laporan bank (Bank
Statement) kadang-kadang tidak sama dengan saldo yang nampak dalam buku
pemegang giro (perusahaan).
Adapun hal-hal yang menyebabkan
adanya perbedaan itu adalah karena adanya transaksi-transaksi yang belum dicatat
oleh salah satu fihak atau adanya
kesalahan pembukuan (pencatatan) baik yang terjadi dalam
pembukuan pemegang giro atau
mungkin juga pembukuan yang diselenggara-kan oleh Bank. Untuk menentukan hal-hal yang menyebabkan
perbedaan antara saldo yang nampak dalam laporan bank dengan saldo yang nampak
dalam pembukuan pemegang giro, perlu
diadakan rekonsiliasi.
Jadi yang dimaksud dengan
Rekonsiliasi adalah, Merupakan suatu penyesuaian untuk menentukan perbedaan-perbedaan antara saldo
kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas di Bank menurut laporan
Bank (Bank Statement).
Dengan mengetahui elemen-elemen yang
menimbulkan perbedaan tersebut, maka
dapatlah ditentukan saldo yang benar untuk di sajikan
di Neraca.
Hal-hal yang
menimbulkan perbedaan dapat digolongkan
sebagai
berikut:
Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai
penerimaan
uang, tapi belum dicatat
oleh bank. Misalnya:
a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi
belum
Diterima oleh bank atau sudah diterima tetapi karena laporan bank (Bank Statemant)
yang akan dikirimkan oleh bank kepada pemegang giro (perusahaan) sudah
terlanjur dibuat. Hal semacam ini disebut
Setoran Dalam Perjalanan (Deposit Intransit).
b.
Uang Tunai yang tidak atau belum disetor ke bank(Chash on hand)
Check dari langganan yang
ditolak oleh bank karena kosong (tidak ada dana-nya). Hal semacam ini disebut check kosong(NSF).
Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank
tetapi belum dicatat
oleh perusahaan. Misalnya:
Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi
Belum dicatat dalam
buku perusahaan. Hal semacam ini
disebut Jasa Giro.
Penagihan wesel oleh Bank, sudah dicatat oleh bank sebagai
Penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.
Elemen-elemen yang sudah dicatat
oleh perusahaan sebagai
Pengeluaran tetapi bank belum
mencatatnya. Misalnya:
Check yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah
dicatat
Sebagai pengeluaran kas tetapi oleh penerima check
belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.
Hal semacam ini disebut Check dalam
perjalanan (Outstanding
Check).
Check yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas tetapi dibatalkan maka
check tersebut belum
merupakan pengeluaran oleh karena itu
jurnal pengeluaran
kas harus dikoreksi. Hal semacam itu disebut Cancel Check.
Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran
Tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Misalnya:
Bunga yang
diperhitungkan atas Overdraf (saldo kredit kas)
tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
b. Biaya bank yang belum dicatat oleh
perusahaan.
Selain keempat tersebut di atas, perbedaan
antara saldo kas dengan saldo menurut
laporan bank, bisa juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan. Kesalahan-kesalahan
ini bisa timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam catatan bank.
Untuk dapat membuat
rekonsiliasi kesalahan-kesalahan yang
ada,harus dikoreksi.
Contoh:
Jika jumlah dari sebuah check
yang ditarik dicatat dengan jumlah yang
salah, ini harus ditambah atau
dikurangi dari saldo menurut catatan fihak penyetor.
Sama halnya,
kesalahan-kesalahan oleh fihak bank harus ditambah terhadap atau dikurangi dari saldo menurut catatan bank. Begitu
juga dengan
kesalahan terhadap elemen yang
lainnya. Rekonsiliasi Bank dapat
dibuat dalam 2 cara yang
berbeda:
1. Rekonsiliasi saldo akhir
Laporan rekonsiliasi saldo kas dan saldo bank untuk menunjukkan
Saldo yang benar (2 kolom).
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada
saldo kas.
2. Rekonsiliasi Saldo awal,
Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo akhir
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada
saldo kas (4 kolom).
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan
saldo yang benar (8 Kolom).
Untuk cara pertama akan dijelaskan pada
bab ini sedangkan cara yang kedua bisa
saudara lihat di buku intermediate accounting yang disusun oleh penulis yang sama.
F.
Prosedur pembuatan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank dibagi kedalam dua
kelompok besar, kelom
pok pertama dimulai dengan saldo menurut laporan bank sebelum
disesuaikan dan diakhiri dengan
saldo yang telah disesuaikan. Kelompok kedua dimulai dengan saldo menurut
catatan fihak penyetor
dan diakhiri dengan saldo yang
telah disesuaikan.
Kedua saldo yang disebut
sebagai saldo yang disesuaikan tersebut tentunya pada periode yang sama, dan
hasil dari saldo yang telah disesuaikan harus sama.
Adapun
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat
rekonsiliasi adalah sebagai berikut:
Bandingkan saldo rekening giro menurut catatan
perusahaan dengan
saldo rekening giro menurut catatan bank
(Bank Statement). Pada
akhir periode yang sama.
Bandingkan setoran-setoran yang tercantum dalam laporan
bank (Bank
Statement) dengan setoran-setoran yang
tercantum dalam pembukuan
pemegang giro.
Catatlah setoran-setoran yang tidak cocok jumlahnya
dan/atau
setoran yang belum dicatat oleh bank. Dalam
hal terdapat setoran
yang tidak
cocok tentukan jumlah rupiah
setoran yang benar.
Periksa,apakah ada setoran yang
masih dalam perjalanan menurut
Rekonsiliasi bulan lalu, masih beredar atau belum juga dikredit
pada laporan bank bulan ini.
Jika ada, maka harus ditambahkan
pada saldo menurut laporan bank, sebagai setoran dalam
perjalanan (Deposit Intransit).
Buatlah daftar check yang telah
diuangkan di bank berdasarkan urut nomor dan bandingkanlah daftar tersebut
dengan pengeluaran-pengeluaran check yang tercantam dalam jurnal pengeluaran
kas (Cash Payment Jurnals). Jika
ternyata ada check yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan atau di tarik,
tetapi tidak tercantum
dalam daftar check tersebut, maka ini
berarti bahwa check tersebut
masih dalam peredaran (belum
diuangkan). Hal seperti ini disebut
Outstanding Check. Jumlah rupiah
check tertebut harus dikurang
kan dari saldo menurut laporan bank.
Periksa, apakah ada check yang masih beredar menurut Rekonsiliasi
Bulan lalu, yang masih
belum juga diuangkan pada bulan
ini. Jika ada
maka check tersebut harus dimasukkan sebagai check dalam peredaran (OSC) pada Rekonsiliasi bulan ini.
Memorandum-memorandum kredit
(Kredit Memo) dari bank dicocokkan
Dengan jurnal
penerimaan kas. Kredit memo yang belum tercantumkan
dalam jurnal penerimaan kas, harus ditambahkan pada saldo menurut catatan fihak
penyetor (perusahaan).
Memorandum-memorandum debit
(debit memo) dari bank dicocokkan dengan
Jurnal pengeluaran kas. Debit memo yang belum tercantum dalam
lapor- an pengeluaran kas, harus
dikeluarkan dari saldo menurut catatan penyetor (perusahaan)
Buatlah Rekonsiliasi bank
dengan langkah-langkah seperti yang telah
diuraikan di atas.
Buatlah jurnal untuk pendebitan
& pengkreditan yang tercantum dalam
Laporan bank tetapi belum
dicatat dalam pembukuan pemegang
giro (perusahaan). Termasuk juga koreksi
kesalahan yang terjadi di fihak pemegang giro.
Rekonsiliasi
Saldo Akhir
Contoh:1.1.
Penyusunan Laporan Rekonsiliasi saldo
akhir disusun berdasarkan data yang diperoleh dari catatan kas PT
"ANDIKA" adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2001 PT
"ANDIKA" membuka rekening giro di BRI. Berdasarkan laporan bank pada tanggal 31
Januari 2001, saldo rekening giro di BRI
menunjukkan
Rp1.500.051,-. Sedangkan
menurut catatan PT"ANDIKA", saldo giro di BRI
adalah sebesar
Rp1.246.671,-. Informasi lain yang
diperoleh adalah sbb.:
1. Tiga lembar check
yang ditarik dalam
bulan Januari2001 S/D 31 Januari
2001
belum diuangkan di bank.
Check-check tersebut adalah:
No.
Check Tanggal J u m l a h
3487 17-5-95
Rp 33.075,-
3499 19-5-95 120.750,-
3525 29-5-95
61.500,- +
Rp215.325,-
2. Check nomor 3501 yang
dikeluarkan untuk pembayaran biaya
telephon
tanggal 22 Mei 1995 sebesar Rp25.500,- telah dicatat dalam dalam
jurnal pengeluaran kas dengan jumlah
Rp22.500,-.
3. Setoran ke bank yang dilakukan tanggal 31 Januari 2001
sebesar
Rp93.270,- belum nampak dalam laporan bank
(Bank Statement) per 31
Januari 2001.
4. Sebuah kredit memo dari bank
per 30 Januari 2001 sebesar Rp150.000,-
belum dicatat
perusahaan. Kredit memo tersebut timbul
karena adanya
peneri maan pelunasan
piutang wesel tanpa bunga melalui bank.
5. Sebuah check yang diterima
PT "ANDIKA" dari UD "ADINDA" pada tanggal
24 januari 2001 sebesar Rp15.075,- telah
disetorkan ke bank. Check
tersebut
ternyata tidak ada dananya dan dikembalikan oleh bank ke
perusahaan. Hal ini belum dicatat oleh PT
"ANDIKA"
5. Sebuah debit memo dari bank
sejumlah Rp600,- belum dicatat oleh
PT
"ANDIKA". Debit memo tersebut
timbul karena bank membebankan
biaya administrasi bank bulan Mei 2001.
Berdasarkan
data tersebut di atas, buatlah:
a. laporan rekonsiliasi
bank yang menunjukkan saldo yang benar.
b. Laporan rekonsiliasi saldo
bank kepada saldo kas.
c. Jurnal yang diperlukan.
G.
KAS KECIL
Dalam uraian di atas pada poin C2 dan 3 dikemukakan bahwa, agar pengendalian intern terhadap kas
dapat berjalan dengan baik, maka semua penerimaan kas harus disetor ke bank
dalam jumlah yang utuh dan setiap
pengeluaran harus dilakukan dengan
check. Namun demikian dalam hal-hal tertentu tidaklah
praktis untuk menggunakan check
sebagai alat pembayaran, misalnya: Untuk pembelian perangko, membayar
ongkos angkut pembelian dan pembayaran-pembayaran yang jumlahnya relatif kecil. Oleh karena
itu, perusahaan perlu mempunyai sejumlah kas tertentu yang disediakan untuk
keperluan pembayaran-pembayaran yang tidak
mungkin menggunakan check.
Ini dapat dilakukan
dengan meggunakan dana
khusus atau(special cash fund) yang dinamakan Kas Kecil(Petty Cash). Jadi Kas Kecil merupakan sejumlah dana yang
dibentuk khusus untuk pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin dan
jumlah rupiahnya relatif
kecil. Kas kecil yang jumlahnya
dibatasi itu, secara
periodik atau setiap uang kas kecil hampir habis, diisi kembali.
Dalam hubungannya dengan kas kecil ada dua metode yang dapat digunakan yaitu:
a. SISTEM IMPRES (Impres Sistem) b. SISTEM FLUKTUASI
a. SISTEM IMPRES (Sistem Dana
Tetap)
Dalam sistem ini dana yang disediakan dalam
kas kecil jumlahnya telah ditentukan.
Pengisian kembali kas kecil dilakukan
dengan jumlah
tertentu sehingga jumlahnya
kembali seperti semula.
Akuntansi kas kecil dengan
sistem impres (dana tetap):
* Pembentukan kas
kecil: Kas kecil Rp xxx
K a
s Rp xxx
* Pemakaian dana kas kecil: -
Dibuat bukti pengeluaran
- Tidak dibuat jurnal
* Pengisian
k e m b a l i: Biaya-biaya Rp
xxx
K a
s Rp xxx
Akhir
periode:
Jika diadakan pengisian kembali maka jurnal yang dibuat
seperti
pada
pengisian kembali dana kas kecil
yaitu dengan mencatat
biaya-biaya disisi debit dan kas disisi kredit.
Jika tidak diadakan pengisian kembali maka perlu dibuat
jurnal
Penyesuaian
dengan mencatat semua biaya-biaya yang belum
dicatat, dan mengkredit kas
kecil. Pada hari kerja pertama tahun
berikutnya dibuat jurnal
penyesuaian kembali. Agar saldo kas kecil
tetap (kembali seperti semula).
b.
SIDTEM FLUKTUASI
Dalam sistem ini dana yang disediakan
dalam kas kecil jumlahnya tidak
harus tetap. Dengan demikian, pengisian kembali kas kecil dapat
dilakukan jumlah yang tidak terikat dengan jumlah semula.
Jadi kesimpulannya, pada sistem dana tetap
ini saldo dana kas kecil selalu tetap.
Kecuali dalam 2 kodisi:
Apabila saldo dana kas kecil dianggap terlalu besar atau terlalu
kecil.
b. Jika pada akhir periode tidak dilakukan pengisian kembali.
Akuntansi
kas kecil dengan sistem fluktuasi
* Pembentukan
dana kas kecil: Kas kecil Rp xxx
K a
s Rp xxx
* Pemakaian
Dana kas kecil:
Biaya-biaya Rp xxx
Kas
kecil Rp xxx
* Pengisian kembali kas kecil: Kas kecil
Rp xxx
K a
s Rp xxx
Contoh:
1.2.
Pada hari
Sabtu tanggal 1 Oktober 2000
PT"Syamirah" memutuskan untuk membentuk dana kas kecil sebesar Rp300.000,-. Yang akan diisi kembali
pada setiap dua minggu sekali,
yaitu setiap tanggal 15 dan 30. Untuk
itu ditarik sebuah check sebesar
Rp300.000,-.
Transaksi-transaksi yang
berhubungan dengan kas kecil selama dua minggu pertama adalah sebagai berikut:
03 Oktober 2000: Pembelian prangko Rp
4.000,-
05 Oktober 2000: Biaya angkut
pembelian 40.000,-
06 Oktober 2000: Biaya telegram 16.000,-
08 Oktober 2000: Langganan majalah dan
K.R. 25.000,-
10 Oktober 2000: Biaya perjalanan
dinas 50.000,-
12 Oktober 2000: Biaya lain-lain 10.500,-
14 Oktober 2000: Service kendaraan
dinas 15.000,-
15 Oktober 2000: Ditarik selembar check
untuk 150.500,-
pengisian kembali dana kas
kecil.
Diminta:
Buatlah
semua jurnal yang diperlukan untuk
mencatat transaksi
tersebut di atas, jika perusahaan menggunakan sistem:
a. Impres (dana tetap). b. Dana fluktuasi.
H.
Selisih Kas
Pada
waktu tertentu biasanya
perusahaan mengadakan pencocokan
antara
catatan dengan keadaan yang sesungguhnya. Apabila terjadi perbedaan
antara
catatan dengan phisik yang
sebab-sebabnya tidak diketemukan, maka catatan
kas
harus disesuaikan dengan keadaan phisiknya, dengan
menggunakan
akun Selisih kas dan rekening lawannya adalah
Kas. selisih
kas ini dapat berupa:
* Biaya diluar usaha kalau bersaldo debit
* Pendapatan diluar usaha kalau bersaldo
kredit tetapi bila selisih
kas itu jumlahnya besar dan dapat diketahui
bahwa itu akibat
kecurangan pegawai perusahaan, maka selisih tersebut dicatat
sebagai piutang (dengan
anggapan akan dilunasi oleh pegawai yang
curang atau
perusahaan yang menjamin pegawai
tersebut).
Jika selisih tadi
tidak memungkinkan untuk ditagih
kembali maka
dicatat sebagai rugi
yang tidak biasa.
Soal
|
Keterangan
|
Debit
|
Kredit
|
Pembentukan
Rp3000.000
|
Kas
Kecil
Kas
|
3000.000
|
3000.000
|
03-01-2014: Pembelian prangko
Rp 40.000,-
|
|||
05
-01-2014: Biaya angkut pembelian
Rp300.000,-
|
|||
06 -01-2014: Biaya telegram
Rp160.000,-
|
|||
08-01-2014: Langganan majalah.
Rp150.000,-
|
|||
10-01-2014: Biaya perjalanan dinas
Rp 700.000,-
|
|||
12-01-2014:
Biaya lain-lain
Rp 305.000,-
|
|||
14-01-2014:
Service kendaraan dinas
Rp 150.000,-
|
|||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar